HUT RI ke-80 Momentum Perkuat Soliditas Internal, Bawaslu Bulungan Rayakan Dengan Lomba
|
Tanjung Selor-Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Bulungan (Bawaslu Bulungan) ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dengan cara berbeda. Bukan sekadar upacara, lembaga pengawas pemilu ini juga menggelar beragam perlombaan di halaman kantornya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Ketua Bawaslu Bulungan Dwi Suprapto, kegiatan ini bukan sekadar seremonial. Menurutnya, lomba-lomba sederhana menjadi ajang memperkuat rasa kebersamaan dan kesadaran kolektif di internal kelembagaan.
“Alhamdulillah meriah. Walaupun sederhana, tapi makna utamanya adalah memperkuat soliditas kelembagaan. Kami ingin menunjukkan bahwa Bawaslu Bulungan tetap solid dengan kesadaran kolektif,” kata Dwi saat ditemui di ruang kerjanya usai melaksanakan lomba.
Berbagai lomba khas 17 Agustus turut digelar, Seluruh peserta dibagi ke dalam beberapa tim yang dipimpin langsung oleh masing-masing pimpinan Bawaslu Bulungan bersama sekretariat, sehingga menambah kekompakan dan antusiasme peserta.
"Walaupun sederhana, kegiatan ini punya makna besar bagi kami. Lomba-lomba yang kami gelar menjadi ajang untuk memperkuat soliditas internal sehingga kinerja pengawasan bisa berjalan optimal," kata Dwi Suprapto yang menjabat sebagai Ketua Bawaslu Bulungan.
Kegiatan ini mungkin tampak sederhana, tetapi memiliki arti penting dalam konteks kelembagaan. soliditas internal menjadi kebutuhan mendesak. Tanpa kesadaran kolektif, pengawasan pemilu yang penuh tekanan bisa melemahkan performa lembaga.
Bawaslu Bulungan mencoba menegaskan pesan itu dengan cara yang merakyat. Peringatan HUT RI ke-80 bukan hanya seremoni kenegaraan, melainkan ruang penguatan karakter kelembagaan. Momentum ini seolah mengingatkan bahwa menjaga demokrasi membutuhkan kekompakan dari dalam.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana semangat kebersamaan ini bisa ditransformasikan ke dalam kinerja pengawasan pemilu yang lebih tegas, independen, dan berintegritas? Pasalnya, soliditas internal tak boleh berhenti pada lomba tahunan, melainkan harus berlanjut dalam menghadapi tekanan politik dan dinamika pilkada yang akan datang.
Di sisi lain, inisiatif sederhana ini tetap patut diapresiasi. Bawaslu Bulungan menunjukkan bahwa menjaga demokrasi tidak melulu soal regulasi dan pengawasan ketat, tapi juga membutuhkan fondasi kebersamaan dan solidaritas.
“Yang paling penting adalah kesadaran kolektif. Dengan kebersamaan, kami yakin tantangan sebesar apapun bisa kita hadapi,” tandasnya.
Penulis: R_Saba
Editor: Humas Bawaslu Bulungan